
sloof adalah elemen struktural berupa balok, umumnya beton bertulang, yang dipasang di atas pondasi dan berfungsi untuk menghubungkan pondasi serta mendistribusikan beban bangunan secara merata ke seluruh pondasi, sekaligus mengikat dinding untuk menjaga stabilitas bangunan. Selain sebagai elemen pendistribusi beban, sloof juga berfungsi sebagai pengunci struktur dinding untuk mencegah keretakan atau pergeseran akibat pergerakan tanah, terutama pada bangunan bertingkat.
Daftar Isi:
Pengertian Sloof
Sloof adalah struktur bangunan yang terletak di atas pondasi bangunan. Sloof berfungsi mendistribusikan beban dari bangunan atas ke pondasi, sehingga beban yang tersalurkan setiap titik di pondasi tersebar merata. Selain itu sloof juga berfungsi sebagai pengunci dinding dan kolom agar tidak roboh apabila terjadi pergerakan tanah.
Fungsi Sloof
S loof berfungsi untuk memikul beban dinding, sehingga dinding tersebut “berdiri” pada beton yang kuat, sehingga tidak terjadi penurunan dan pergerakan yang bisa mengakibatkan dinding rumah menjadi retak atau pecah. Selain itu Sloof juga memiliki fungsi sebagai berikut:
- Menerima beban dari bagian bangunan diatasnya, seperti pasangan dinding, pintu, jendela, dan sejenisnya.
- Meratakan beban yang diterima dari bangunan diatasnya untuk kemudian disalurkan menuju pondasi.
- Sebagai pengikat antar kolom sehingga struktur bangunan menjadi kaku dan aman terhadap goncangan akibat angin, gempa, dan lain-lain.
- Sebagai dinding penahan material urugan tanah, pasangan keramik dan berbagai macam pekerjaan lantai bangunan agar bisa tetap berada pada posisi yang direncanakan.
- Sebagai balok penahan gaya reaksi tanah yang disalurkan dari pondasi lajur.
Baca Juga:
Kesimpulan
Sloof berfungsi mendistribusikan beban dari atas (dinding dan kolom) untuk disalurkan ke pondasi. Sehingga semua beban yang terdistribusikan ke dalam pondasi kurang lebih sama. Selain itu Sloof berfungsi sebagai pengikat antara dinding, kolom dan pondasi.