Beton Pracetak

Menurut SNI 78320 : 2012, beton precast yang sering disebut sebagai beton pracetak memiliki pengertian yaitu konstruksi yang komponen pembentuknya mel
Rizki Khaharudin Akbar - Beton Pracetak
Rizki Khaharudin Akbar - Beton Pracetak

Pengertian Beton Pracetak

Beton pracetak adalah teknologi konstruksi struktur beton dengan komponen-komponen penyusun yang dicetak terlebih dahulu pada suatu tempat khusus (off site fabrication), terkadang komponen-komponen tersebut disusun dan disatukan terlebih dahulu (pre-assembly), dan selanjutnya dipasang di lokasi (installation), dengan demikian sistem pracetak ini akan berbeda dengan konstruksi monolit terutama pada aspek perencanaan yang tergantung atau ditentukan pula oleh metode pelaksanaan dari pabrikasi, penyatuan dan pemasangannya, serta ditentukan pula oleh teknis perilaku sistem pracetak dalam hal cara penyabungan antar komponen join (Abduh, 2007).

Beton pracetak memiliki pengertian yaitu konstruksi yang komponen pembentuknya melalui proses difabrikasi atau dicetak. Proses ini bisa dilakukan baik di lahan produksi maupun di lapangan langsung yang kemudian membentuk sebuah konstruksi atau bangunan.
SNI 78320 : 2012

Pada proses konstruksinya memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan struktur yang dicor di tempat ataupun struktur baja dan kayu. Selain itu, proses konstruksinya lebih cepat dan lebih efisien. Sistem konstruksinya memiliki karakteristik tersendiri yang mempengaruhi tata letak, panjang bentang, kedalaman konstruksi, sistem stabilitas dan masih banyak lagi.

Pada beberapa kasus desain propertis dengan metoda beton pracetak terjadi kenaikan biaya material beton disebabkan analisa propertis material tersebut harus didesain juga terhadap aspek instalasi, pengangkatan, dan aspek transportasi sehingga pemilihan dimensi dan kekuatan yang diperlukan menjadi lebih besar daripada desain propertis dengan metode cor ditempat.

Macam - Macam Beton Pracetak

1. Dinding Pracetak

Seringkali dinding pracetak dicor dalam posisi terlentang secara langsung di lokasi konstruksi. Walaupun demikian, masih diklasifikasikan sebagai pracetak, bukan cast-in-situ. Ketika beton cukup kuat, panel dinding diangkat dan ditempatkan pada posisi yang diinginkan pada bangunan tersebut. Biasanya, dinding seperti itu diangkat dan ditempatkan dengan derek, sehingga pengecoran dapat dilakukan berulang dengan menggunakan bekisting yang sama.

Beberapa unit dinding di cor di pabrik, dimana bentuk, kualitas bahan dan finishingnya bisa lebih terkontrol. Karena ukuran dan beratnya yang besar, dinding ini tidak dapat diangkut jauh dari pabrik. Jadi, penggunaannya dibatasi untuk jarak dekat dari pabrik pracetak.

2. Pelat Lantai Pracetak

Pelat lantai pracetak adalah elemen beton pracetak yang paling paling umum dijumpai. Bisa diaplikasikan sebagai pelat lantai atau pelat atap. Keunggulan utama lantai pracetak adalah kecepatan konstruksi, menghemat penggunaan bekisting, tidak menggunakan perancah, kapasitas bentang yang besar dan tentunya bisa lebih ekonomis.

Beberapa lantai pracetak terdiri dari bagian pracetak dan cor in-situ. Kedua bagian bekerja bersama untuk mencapai kapasitas struktur komposit, digunakan sebagai penutup (topping).

Pelat topping cor di tempat di atas suatu sistem lantai pracetak atau atap pracetak cendrung memiliki retak susut yang segaris dengan joint antara komponen - komponen struktur pracetak yang berdekatan.

3. Portal Pracetak

Portal beton pracetak adalah seluruh elemen struktur yang dibuat di luar lokasi konstruksi. Komponen struktural dapat digunakan dan digabungkan dengan struktur on-site sehingga bekerja secara komposit. Portal secara bersamaan dapat memenuhi fungsi struktural maupun dekoratif. Balok dan kolom pracetak merupakan bagian dari portal, sama halnya dengan beton bertulang konvesional atau struktur lainnya. Namun yang menjadi perbedaannya adalah proses perancangannya.

Portal precast dicetak dengan cara yang sama seperti cladding pracetak, tetapi karena dirancang sebagai elemen struktural, tulangan yang digunakan pada rangka portal merupakan tulangan yang lebih berat daripada yang dibutuhkan untuk cladding non-struktural. Diperlukan sambungan khusus antara kolom dan balok untuk mentransfer gaya yang cukup besar tanpa mempengaruhi tampilan visual portal.

Kelebihan Beton Pracetak

Struktur elemem pracetak memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan struktur konvensional, antara lain:

  1. Penyederhanaan pelaksanaan konstruksi.
  2. Waktu pelaksanaan yang cepat.
  3. Waktu pelaksanaan struktur merupakan pertimbangan utama dalam pembanguman suatu proyek karena sangat erat kaitannya dengan biaya proyek. Struktur elemen pracetak dapat dilaksanakan di pabrik bersamaan dengan pelaksanaan pondasi di lapangan.
  4. Penggunaan material yang optimum serta mutu bahan yang baik.
  5. Lebih ekonomis dari segi penggunaan cetakan yang dapat digunakan berulang kali.
  6. Penyelesaian finishing mudah.
  7. Variasi untuk permukaan finishing pada struktur elemen pracetak dapat dibentuk sesuai dengan rancangan.
  8. Tidak dibutuhkan lahan proyek yang luas, mengurangi kebisingan, lebih bersih dan ramah lingkungan.
  9. Elemen pracetak yang dihasilkan selalu melalui pengujian laboratorium di pabrik untuk mendapatkan struktur yang memenuhi persyaratan, baik dari segi kakuatan maupun dari segi efisiensi.
  10. Secara garis besar mengurangi biaya karena pengurangan pemakaian alat - alat penunjang, seperti : scaffolding dan lain - lain serta kebutuhan jumlah tenaga kerja dapat disesuaikan dengan kebutuhan produksi

Kekurangan Beton Pracetak

Selain memiliki kelebihan beton juga memiliki kekurangan. Berikut ini beberapa kekurangan dari beton pracetak:

  1. Memerlukan ketelitian yang tinggi baik dalam pembuatan maupun pemasangan sambungannya. Hal ini sangat penting untuk menghindari adanya deviasi yang besar antara elemen. Jika terjadi deviasi yang besar, maka bisa menyulitkan proses pemasangan beton pracetak pada konstruksi.
  2. Panjang dan bentuk elemen terbatas. Keduanya disesuaikan dengan kesediaan dan kapasitas alat angkut yang digunakan untuk memindahkan beton precast dari pabrik ke lapangan. Jika menggunakan truk, jara maksimum yang bisa dicapai ialah 150 hingga 350km. Sedangkan untuk laut, jaraknya 1000 km. Hal inilah yang menyebabkan beton precast kurang fleksibel untuk diterapkan di semua tempat dan lokasi. Apalagi, aplikasinya hanya bisa dilakukan di daerah yang memiliki alat untuk erection serta handling.
  3. Memerlukan ruang yang cukup luas untuk mengerjakan sambungan beton precast. Pada tahap ini diperlukan ketelitian sangat tinggi untuk instalasi yang sempurna. Selain itu, perlu pula menekankan pada safety para pekerja dalam instalasinya.
  4. Biaya tambahan untuk mengangkut elemen yang sudah selesai dari pabrik ke lokasi konstruksi. Beton adalah bahan yang sangat berat, dan dengan potensi jumlah besar yang perlu diangkut dalam jarak yang berpotensi jauh, biaya tambahan akan dikeluarkan jika ingin dipercepat.
Sumber : www.sisipil.com

About the Author

"Hanya manusia biasa yang suka dengan hal baru".

Posting Komentar

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.